Kamis, 31 Juli 2014

Idul fitri 1435 H

Bertepatan dengan tanggal 28 juli 2014 hari senin hari raya Idul Fitri yang merupakan hari kemenangan umat Islam setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan 1435 H selama satu bulan di rayakan. Hari yang di nantikan sebagai lambang kembalinya umat muslim kepada fitrah (suci) dan juga mendapatkan predikat taqwa. Hari ini merupakan puncak dari sebuah rangkaian ibadah wajib yang menjadi ujian layaknya seorang siswa yang akan naik kelas, ataupun seorang karyawan yang akan naik jabatan maupun karirnya. Ibadah puasa dibulan ramadhan disamping kewajiban juga bukti nyata dari sikap sosial umat muslim yang melatih empathy terhadap mereka yang kurang beruntung secara kesejahteraan materi. Dengan ikut merasakan bagaimana lapar yang sesungguhnya, kaum muslim memahami arti ketidakberdayaan mereka yang dalam kesehariannya memang benar-benar tidak mampu menikmati kebutuhan dasar untuk makan bahkan hanya untuk 1 kali seharipun. Pengalaman memposisikan diri pada keadaan seperti itu menumbuhkan rasa solidaritas dan welas asih terhadap mereka yang pada kehidupan sesungguhnya berada pada posisi tidak mampu dan tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Dalam keadaan demikian, semua ibadah lain yang tadinya terasa ringan bisa berubah menjadi lebih berat untuk dilakukan tidak peduli itu bernilai ibadah wajib maupun sunah. Akan tetapi dengan kemurahan Rahmat Allah, setiap ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan bernilai pahala yang dilipatgandakan. Apa makna dari hal ini? Dilihat dari logika umum yang berlaku, ketika melakukan sesuatu dengan keadaan normal maka reward yang didapatkanpun berlaku standar. Akan tetapi ketika melakukan sesuatu dengan keadaan yang penuh keterbatasan tetapi usaha yang dikeluarkan lebih dari biasanya, maka reward yang didapatpun akan lebih diatas standar. Mungkin ini lah sedikit dari pemahaman penulis terhadap makna berlipat gandanya pahala ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Mungkin masih banyak makna makna lain yang belum dipahami dari hal ini oleh penulis. Berangkat Dari pemahaman yang sederhana ini, penulis meyakini tidak ada usaha yang sia sia tanpa hasil ketika itu dilakukan dengan sungguh-sungguh walaupun dalam kondisi tetidakberdayaan dan keterbatasan. Semoga hal ini bisa menjadikan dorongan dan inspirasi untuk selalu berusaha lebih maksimal dalam melakukan segala hal dalam kehidupan sehari-hari termasuk ibadah sebagai bentuk kebutuhan umat muslim terhadap Allah SWT. Wallahu a'lam bishowab.
Ramli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar